Thursday 11 April 2013

~" Damai Abadi "~



- DAMAI ABADI -

''Cinta dan Hati Yang Terpandang Dengan Cahaya Allah''


Sahabat Anas bin Malik r.a. meriwayatkan,
suatu ketika Rasulullah saw sedang berjalan-jalan.
Beliau bertemu dengan seorang sahabat Ansar bernama Haritsah.

Rasulullah saw bertanya, “Bagaimana keadaanmu ya Haritsah?”
Haritsah menjawab : “Hamba sekarang benar-benar menjadi seorang mukmin billah.”
Rasulullah saw menjawab : “Ya Haritsah, fikirkanlah dahulu .
apa yang engkau ucapkan itu,
setiap ucapan itu harus dibuktikan!”
Haritsah menjawab : “Ya Rasulullah, hawa nafsu telah menyingkir,
kalau malam tiba hamba berjaga untuk beribadah kepada Allah
dan di waktu siang hamba berpuasa…”

Sekarang ini hamba dapat melihat Arsy Allah
tampak dengan jelas di depan hamba…
Hamba dapat melihat orang di syurga saling kunjung mengunjungi,
Hamba dapat melihat orang di neraka berteriak-teriak…”

Maka Rasulullah saw berkata : “Engkau menjadi orang
yang imannya dinyatakan dengan terang oleh Allah swt di qolbimu.”

Sabda Rasulullah saw : “…takutlah kamu akan firasat orang-orang mukmin,
sebab mereka memandang dengan cahaya Allah…”
[Hadits Qudsi]
Berkata Wahab bin Munabbih, bahawasanya Rasulullah saw telah bersabda :
 Allah swt telah berfirman :
“Sesungguhnya semua petala langit dan bumi akan menjadi sempit untuk merangkul ZatKu,
akan tetapi Aku mudah untuk dirangkul oleh qalbu (hati) seorang Mukmin.”
[Hadits Riwayat Ahmad]
Adapun orang-orang yang beriman, amat besar cintanya kepada Allah ~ 2:165

Imam Al Ghazali mengatakan,
"Barangsiapa buta hatinya maka tidak akan tersentuh agama ini
kecuali hanya kulit dan tanda-tandanya saja,
sedangkan intisari hakikat-hakikat agama tidak tersentuh sama sekali.
[Ihya Ulumuddin Buku IV]

Kedudukan al Quran bagi mata hati adalah
sama seperti kedudukan matahari bagi mata lahiriah,
hanya dengan itulah sempurnalah penglihatan (Misykat Cahaya-Cahaya).

Sebuah ruangan yang tidak ada lampu atau cahaya matahari,
akan menjadi sangat gelap. Walaupun di sana ada meja, bangku, tempat tidur
dan sebagainya tetapi tidak terlihat.
Kalaulah dalam ruangan tersebut ada seberkas cahaya,
maka akan terlihatlah apa-apa yang ada di dalamnya.

Semakin terang cahaya yang masuk atau berada dalam ruangan tersebut,
menjadikan semakin jelas apa-apa yang ada di dalamnya.

Demikian pula dengan hati. Hati yang tidak diterangi cahaya,
akan gelap gelita. Tidak akan terlihat apa yang ada di dalamnya.
Kalaupun ada petunjuk Allah datang,
oleh kerana demikian gelap, maka tidak akan diketahuinya.

Iman adalah cahaya Allah yang menerangi hati,
yang dengannya terlihatlah segala sesuatu yang ada di dalamnya.
Sehingga dengannya, sangat jelaslah baginya apa-apa yang terdefinisi
dalam rukun iman yang enam itu.

"Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan
dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripadaNya. (QS 58:22)

"Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan
dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu…" (QS 49:7)

Dengan adanya cahaya iman dalam hati,
ia jelas menjadi petunjuk dari Allah yang datang kepadaNya.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal soleh,
mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka kerana keimanannya." (QS 10:9)

"Dan barang siapa yang beriman kepada Allah,
nescaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. (QS 64:11)

No comments:

Post a Comment