Friday 22 November 2013

~'' Sholaat Kok Tambah Bingung''~


Ekheem "Yai, saya ini sholat tapi kok tambah bingung ya..." ucap Santri Ngowos

"Lha kamu ini gimana sih...lha wong sholat itu obat biar gak bingung,
kok kamu itu sholat malah bingung....
dah, gak usah sholat aja sekalian...biar gak tambah bingung!" Sergah Yai Ngewes

"Wadyuhhh...bukan begitu maksudnya....
sholat itu kan harus sesuai sifat sholat nabi....
lha tapi kok versinya banyak, hayoooo....
menurut kitab ini begini, menurut buku itu beginu...
gak ada yang sama, kadang saling bertentangan...
badahal semuaaaa berdasar dalil. Lha terus ikut yang maannna..." keluh Santri Ngowos

"Hekekeks....lha kamu itu tanya tentang perihal sifat
tapi buku yang kamu baca itu berbicara tentang rukun sholat" Jawab Yai Ngewes sekenanya

"Maksud Yai? kan judul bukunya emang sifat sholat Nabi...
emang ada yang salah?" tanya Santri Ngowos terheran-heran

"Lha iya toh...segala urutan bacaan dan gerakan
yang ada di buku itu kan namanya rukun, tata tertib. Bukan sifat.
Sebab sifat itu tersembunyi, hanya kanjeng Nabi yang tahu.
Manusia lain hanya merasakan getaran yang sama
kalau sudah mengikuti sifat itu" Goda Yai Ngewes

"Lha kan....muuuulllai...tunjek poin aja, Yai...mumet ikiih..!"Protes Santri Ngowos

"Coba , sekarang sebutkan empat sifat nabi." Pinta Yai Ngewes

"Shiddiq, Amanah, Tabligh dan Fathanah. Lha lalu hubungannya opppoooo...????" jawab Santri Ngowos secepat kilat

"Ya sudah, empat sifat itu silahkan dibawa lengket dalam sholatmu.
Shiddiq, jujur benar. Saat engkau bertakbir engkau harus jujur
bahwa yang akbar hanya Allah. Engkau harus tegas membenarkan itu!
Organisasi agamamu itu kecil, partaimu itu kecil, bisnismu itu kecil...
apapun selain Allah itu remeh temeh dan kecil...!" jawab Yai Ngewes ketus

"Heiks!" Santri Ngowos melotot mendelik

"Amanah itu dapat dipercaya.
Berarti ada hubungan yang dipercaya dan mempercayakan.
Ketika engkau sholat, apakah jasadmu, pikiranmu dan hatimu sudah kompak
dapat dipercaya bahwa semuanya itu kau tujukan pada Allah?
 jangan2 waktu sholat ragamu saja di masjid.
Sedang pikiranmu di pengembangan bisnis
dan hatimu di pacar sebelah rumah...hekekeks....

Lha kamu ini mau mengamanahkan percaya pada Allah
dalam doa antara dua sujud tentang segala kecukupanmu,
tapi kamu sendiri tercerai berai pating pechotot pating gemlondhang...
lha terus darimana datangnya kabul kajate dapat tumpeng?

lha wong tempatnya tumpeng masih playon kesana kemari...
air yang sudah pasti tetesannya itu pasti ambyar tak terwadahi
bila gelasmu tidak tuma' ninah menunggu ...atau jangan2 gelasmu tengkurap...?"
jelas Yai Ngewes

"Glek!"

"Kalau sudah begitu, apa yang akan kau tablighkan nak? ndak ada kan?
 kalau kamu bilang es krim itu enak ke abahmu, itu belum bisa disebut tabligh,
belum bisa disebut menyampaikan. Tabligh itu lengkap nak,...
ada yang dinamai, ada wujudnya, ada rasanya.
Kewajibanmu dari akibat ngomong es krim
ya kamu harus mbawa es krim itu kesini....
supaya abahmu bisa menikmati apa yang kau kabarkan itu, nak....

Tablighmu dalam sholat juga begitu...
apa bener rasamu, jiwamu sudah seiring nyata dengan ucapan2 yang ada dalam shalatmu?
apa bener2 sudah sambung rasa tabligh dengan Gusti Allah?
kalau sudah tertablighkan, ada keadaan apa di situ? ada rasa apa di situ?
mosok keadaannya sama kayak waktu gak sholat rek?
keadaan yang tetap souwumpegghhh dan rouwwweeett...hekekeks..
"Yai Ngewes sengaja bikin pusing Santri Ngowos

"Emm...anu...."

"Lha sedangkan fathanah itu cerdas dan bijak, nak...
cerdas adalah sifat yang mampu menata, mengukur dan mengetahui posisi diri.
Itu sangat berhubungan dengan tuma'ninah yang akan berbuah mutmainah nak..."

"Kamsudnya...????"

"Hayo, sekarang gunakan sifat shiddiqmu....jujurlah,
ingat2lah saat engkau tidak tuma'ninah, saat engkau keburu2 sholat....
kan seakan diangan2mu sudah baca AlFatihah dst...
padahal seandainya suaramu dikeraskan kemudian direkam lewat audio recorder,
pasti hasil rekamannya kayak gini
"alhamdulilhhrblalamn arnnmnh mliymdin iyknbdwiya knstni ihndsrtl mstqm srtldz.......dst"
saking cepatnya bacaanmu sampai kayak sms alay ala ABG...
sholat kok gak ciyus! emang loe itu menghadap miyapa...hekekrks...

Saat sujud pun jidatmu kayak ada pegasnya,
begitu nempel tanah langsung mental duduk dua sujud....
lha itu kan kayak orang makan makanan gizi tinggi tapi gak dikunyah...
malah bikin rusak badan....

itulah kenapa Kanjeng Nabi dawuh seburuk-buruk maling itu ya pencuri sholat....
gerak dan bacaannya dikorup...
akhirnya kamu makan makanan jiwa hasil korupsi ruhani....huekekekks....

Kalau engkau membawa sifat fathonah,
pasti engkau akan merasakan sebuah kecerdasan hirarki doa dan gerakan itu nak.
Sebuah konstelasi rumit lahir bathin yang memang harus dikerjakan secara terukur,
terarah dan tertata rapi. Tidak bisa grusa-grusu.
Setiap ritme doa dan gerak akan membukakan rahasia kefathonahan itu sendiri
oleh sebab engkau mampu menikmati sholatmu itu sendiri....

Hal ini persis ketika engkau membaca koran yang terlalu cepat,
pasti engkau tak akan bisa mengerti isi berita.
Belum lagi di dalam isi berita itu redakturnya mau menggiring ke opini apa,
yang akhirnya menjadikan kita mengambil keputusan berfikir dan bertindak apa...
dan buah tindakan itu pastinya berdasar fathonah atau debilnya diri...

Kegrusa-grusanmu itulah yang membuat lakumu tetap keji dan mungkar
walau sudah mengerjakan rukun sholat.
Engkau tetap keji, tetap tega kenyang walau temanmu kelaparan...
engkau tetap mungkar, tetap mengingkar bahwa hari ini engkau diberi sehat dan selamat...
dipikiranmu hanya ada pengingkaran2 atas rejeki hari ini
karena angan2mu akan sesuatu kesenangan dunia belum kunjung tergapai...

Sholat itu input yang mengoutput, nak...
kalau outputmu masih ngewes ya berarti kamu belum sholat seperti sifatnya sholat nabi....
inputmu masih belum shilatun, belum nyambung.....
gitu kok masih suka ngafir2ken orang...
lha wong kamu sendiri masih sebatas rukun komat-kamit ge je gitu...
masih jauh dari sifat sholat nabi...." Urai Yai Ngewes

"Ooohh...jadi intinya saya harus belajar sifat shiddiq, amanah dan tabligh ya, Yai..."
simpul Santri Ngowos

"Lha Fathonahnya mana?" tanya Yai Ngewes

"Kan masih di KPK, Yai...." jawab Santri Ngowos sekenanya

"Glodhak!...wadyooohh! bakiak Yai Ngewes mendarat telak di kepala Santri Ngowos

"Jangan salah gunakan sifat itu untuk urusan remeh temeh kayak gitu!
kamu itu kebanyaken liat kabar tv sampe gak ngerti kabar enak dari langit...!" Bentak Yai Ngewes

Santri Ngowos mbesengut ngloyor pergi sambil ngedumel
" ancen wong tuwek gak ngerti guyonan cerdas...
gak ngerti guyonan fathonah....ndeso!"

Kabuuuuuur................

No comments:

Post a Comment