Saturday, 28 July 2012

~:: Antara ''GELAS-TELAGA & GARAM'' ::~





-PAK TUA DAN ANAK MUDA-

Suatu ketika hiduplah seorang TUA yang BIJAK
Pada suatu pagi,datanglah seorang ANAK MUDA
yang sedang dirundung banyak MASALAH.

Langkahnya GONTAI  dan RAUT mukanya ''RUWET''
Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak ber-BAHAGIA.
Tanpa membuang waktu orang itu
menceritakan semua MASALAH-nya:

Pak Tua yang bijak itu hanya mendengarkan dengan seksama.
Ia lalu mengambil segenggam GARAM
dan meminta tamu itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya garam itu kedalam
gelas, lalu diaduknya perlahan.
''Coba minum ini dan katakan bagaimana RASA-nya''
ujar Pak Tua itu.

''PAHIT--PAHIT sekali rasanya…''
jawab tamu itu sambil meludah kesamping.

Pak Tua sedikit tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya
berjalan ketepi telaga didalam hutan didekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya
sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam GARAM ke dalam telaga.

Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang-gelombang
dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-riak air.
''oba ambil air dari telaga ini dan minumlah''...!!! perintah Pak Tua.

Saat tamu itu selesai meneguk air itu,
Pak Tua kembali bertanya:
''Bagaimana RASA-nya...?''__''SEGAR'', sahut tamunya.

''Apakah kamu me-RASA-kan GARAM
didalam AIR itu?”, Tanya Pak Tua lagi.
''TIDAK''”, jawab si anak muda.
Dengan kebapakan Pak Tua menepuk-nepuk punggung ANAK MUDA itu.
Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan,
bersimpuh disamping telaga itu.

''ANAK MUDA'' dengarlah.
PAHIT-ya ke-HIDUP-an itu adalah layaknya segenggam GARAM
 tidak LEBIH dan tidak KURANG. Jumlah dan RASA PAHIT itu
adalah sama. Dan memang akan tetap selalu SAMA.

Tapi, ke-PAHIT-an yang kita RASA-kan
akan sangat tergantung dari WADAH yang kita MILIKI.
ke-PAHIT-an itu akan didasarkan dari pe-RASA-an tempat kita
meletakkan se-GALA-nya.

Itu semua akan tergantung pada ''HATI'' kita.
Jadi saat kamu me-RASA-kan ke-PAHIT-an
dan ke-GAGAL-an dalam hidup, hanya ada [SATU HAL]
yang bisa kamu LAKU-kan.

LAPANG-kanlah DADA-mu menerima semuanya.
LUAS-knlah HATI-mu untuk menampung setiap ke-PAHIT-an itu.
Pak Tua itu kembali memberi nasehat,
''HATI-mu  adalah WADAH itu.
pe-RASA-an`mu  adalah tempat itu.
KALBU-mu  adalah tempat kamu menampung segalanya.

Jadi, jangan jadikan HATI-mu itu seperti GELAS.
Buatlah laksana TELAGA yang mampu meredam setiap ke-PAHIT-an
dan merubahnya menjadi ke-SEGAR-an dan ke-BAHAGIA-an.

se-LANJUT-nya Terserah Mau Gimana Lagi
ter-PULANG Pada DIRI masing''

No comments:

Post a Comment